Indonesia Tumbang 0-1 dari Irak, PSSI: Kegagalan Lolos ke Piala Dunia 2026 Adalah Momentum Evaluasi Total

 




JAKARTA/JEDDAH – Langkah Tim Nasional (Timnas) Sepak Bola Indonesia di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 Zona Asia harus terhenti. Kekalahan tipis 0-1 dari Timnas Irak dalam laga krusial yang digelar di King Abdullah Sports City, Jeddah, Arab Saudi, pada Minggu (12/10) dini hari WIB, memastikan Skuad Garuda harus mengubur mimpi tampil di Piala Dunia.

Gol tunggal kemenangan Irak dicetak oleh Zidane Iqbal pada menit ke-75. Hasil ini menempatkan Indonesia di dasar klasemen Grup B dan secara otomatis tidak lolos ke putaran final.

Sorotan Pertandingan: Perjuangan Tanpa Hasil Maksimal

Pelatih Kepala Timnas, Patrick Kluivert, menurunkan susunan pemain terbaiknya dalam misi 'hidup mati' ini. Secara statistik, Garuda menunjukkan peningkatan daya juang dengan dominasi penguasaan bola dan bahkan melepas jumlah tembakan yang lebih banyak dari lawan. Namun, inefisiensi di sepertiga akhir lapangan menjadi pembeda.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, melalui pernyataan resmi dari Jakarta, menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pendukung Timnas.

“Mimpi 730 hari yang kita bangun bersama, dari nol hingga mencapai putaran krusial ini, sayangnya harus tertunda. Atas nama PSSI, kami memohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia. Seluruh elemen tim sudah berjuang, tapi hasil memang belum berpihak. Irak membuktikan mereka lebih efektif di momen penentu,” ujar Erick Thohir.

Kegagalan sebagai Titik Balik Evaluasi Menyeluruh

Kegagalan ini dipandang oleh PSSI sebagai realitas pahit yang harus diterima, sekaligus menjadi momentum untuk melakukan evaluasi secara besar-besaran, tidak hanya terhadap kinerja pelatih dan pemain, tetapi juga struktur pendukung tim.

"Ini bukan akhir. Ini adalah pertanda bahwa proyek pembangunan timnas harus terus berjalan, bahkan harus ditingkatkan. Kami akan segera melakukan evaluasi mendalam bersama Komite Eksekutif (Exco) dan Manajer Tim mengenai kinerja pelatih kepala dan staf, strategi transfer of knowledge, hingga persiapan teknis yang kami nilai kurang optimal dalam masa persiapan ronde ini," tegas Erick.

PSSI menyoroti beberapa faktor yang akan menjadi fokus utama evaluasi:

  1. Ketajaman Lini Depan: Masalah konversi peluang menjadi gol yang dinilai masih menjadi penyakit utama tim.

  2. Mentalitas di Momen Krusial: Kemampuan tim untuk tetap fokus dan solid di menit-menit kritis.

  3. Koordinasi Pemain Diaspora: Waktu kumpul dan adaptasi pemain yang singkat menjelang laga-laga penentu.

Pandangan Pemain dan Komitmen Masa Depan

Di sisi lain, perwakilan pemain, seperti Kevin Diks dan Jay Idzes, telah memberikan pesan yang menyentuh bagi suporter.

"Kami sangat dekat, dan kami sangat bangga dengan perjuangan yang telah kami tunjukkan selama ini. Kegagalan ini menyakitkan, tetapi kami tidak akan berhenti. Tim ini punya masa depan yang cerah," tulis Diks melalui media sosial.

PSSI memastikan bahwa komitmen untuk membangun tim yang kompetitif di level Asia tetap menjadi prioritas. Agenda terdekat Timnas Indonesia adalah mempersiapkan diri untuk Kualifikasi Piala Asia AFC 2027 dan berbagai turnamen regional.

"Dukungan masyarakat adalah modal utama kami. Percayalah, fondasi tim ini sudah terbentuk kuat. Kami akan kembali. Kami akan belajar dari kesalahan, dan berjuang lebih keras lagi untuk membanggakan Indonesia di masa depan," tutup PSSI.

Tidak ada komentar

'; (function() { var dsq = document.createElement('script'); dsq.type = 'text/javascript'; dsq.async = true; dsq.src = '//' + disqus_shortname + '.disqus.com/embed.js'; (document.getElementsByTagName('head')[0] || document.getElementsByTagName('body')[0]).appendChild(dsq); })();
Diberdayakan oleh Blogger.